Dinas Pertanian dan TPH Sumsel Gelar Rakor Kinerja Penyuluh Pertanian

Asisten I Bidang Pemerintahan Dan Kesra SETDA Provinsi Sumsel Berfoto Bersama Usai Penyerahan Penghargaan Kepada Penyuluh Pertanian.--

PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Pemerintah provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Penjabat Gubernur Sumsel Dr Drs H A Fathoni, M.Si diwakili oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (SETDA) Provinsi Sumsel Drs H Edward Candra, M.H membuka secara resmi acara rapat koordinasi kinerja penyuluh pertanian mendukung 5 program Penjabat Gubernur Sumsel.

Selain itu juga dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman survei investigasi desain optimalisasi lahan rawa tahun 2024 dengan Universitas Sriwijaya yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura (TPH) Provinsi Sumsel bertempat di auditorium Graha Bina Praja Kantor Gubernur Sumsel beberapa waktu yang lalu.

Dikatakan Penjabat Gubernur Sumsel melalui Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesra SETDA Provinsi Sumsel Drs H Edward Candra, M.H dalam sambutannya mengatakan saya kira ini programnya Penjabat Gubernur Sumsel, karena ini momen sangat penting untuk Penjabat Gubernur Sumsel untuk silaturahmi dengan terutama para penyuluh dan para penggiat pertanian ini.

Kebanggaan dari Penjabat Gubernur Sumsel kepada para pejuang Pertanian ini sungguh sangat luar biasa, karena sebagian besar dari program prioritas dari pemprov ini ditopang dari sektor pertanian, terutama ujung tombaknya adalah para penyuluh pertanian ini.

“Kalau kita berbicara mengenai alih fungsi lahan, ini merupakan tantangan dalam sektor pertanian di mana terjadi perubahan fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian. Dimana-mana kita isu yang saat ini berkembang adalah alih fungsi lahan dan ini terus terjadi di seluruh kabupaten/kota tidak hanya di provinsi kita sebetulnya, tapi juga di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Kemudian, dari sektor lingkungan hidup juga ini salah satu persoalan juga mengenai alih fungsi lahan, namun demikian seluas 3,36 juta hektar lahan sawah di Sumsel ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian. Dan hari ini tadi telah ditandatangani untuk Memorandum of Understanding (MoU) untuk SID tadi seluas 98400 hektar ada di 5 kabupaten.

Adapun 5 kabupaten tersebut yakni Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Ilir, dan Muara Enim, sesungguhnya potensi ini ada di kabupaten lainnya. 

Tentu akan mungkin keterbatasan anggaran juga sehingga ini ada prioritasnya, dan mungkin nanti akan bisa dilanjutkan untuk pada program berikutnya di kabupaten lain atau pada semester berikutnya.

“Melalui penandatanganan MoU ini diharapkan pengembangan infrastruktur lahan rawa di Sumsel dapat di susun secara lebih efektif dan lebih efisien. Selain itu juga dukungan berupa mekanisasi pertanian, penyediaan sarana produksi, introduksi teknologi adaktif, serta peningkatan kemampuan petani dan kelembagaan petani melalui pembinaan intensif dari penyuluh pertanian,” ungkapnya.

Menurut Kepala Dinas Pertanian, dan TPH Provinsi Sumsel Dr Ir H R Bambang Pramono, M.Si, di mana pada hari ini kita ada kerja sama dengan UNSRI, adapun kerja samanya adalah pembuatan survei investigasi desain optimalisasi lahan. 

Artinya bisa dilaksanakan konstruksinya, perbaikan tanggulnya, perbaikan salurnya, pengadaan pompanya, setelah diadakan survei investigasi dan desain yang produknya nanti adalah gambar, teknis, dan rencana anggaran biaya.

“Kenapa kita memilih UNSRI, jadi kita memang pekerjaan ini kan cukup besar, dan memang diperlukan tenaga-tenaga teknis yang terampil, baik dari fakultas teknik dan fakultas pertanian, di mana dua fakultas itu bergabung,” katanya.

Masih dilanjutkannya, karena kaitan dengan persawahan yang membutuhkan air, dan pompanisasi mekanisasi, kenapa tidak dengan Universitas lain, di mana kita pada tahun 2021 pernah bekerja sama juga dengan UNSRI, dan memang ada 3 Universitas lain juga yang ingin ikut, ANDALAS, IPB, dan Brawijaya.

Jadi sejak tahun 2000 itu Pemprov Sumsel mengangkat hampir 2000 tenaga penyuluh, karena memang di kita ketahui tenaga penyuluh semakin berkurang dengan jumlah desa 3259 desa itu dengan ada tambahan 2000 penyuluh tentu saja akan mengisi desa-desa yang selama ini tidak ada penyuluh.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan