Dapur Neka, Sala Bulek Gorengan Kuning Bulat Favorit Pelanggan
CAPTION :Dedi, pemilik dapur Neka sala bulek gorengan kuning bulan favorit pelanggan --
PALEMBANG,KORANRADAR.ID – Menyantap hidangan autentik Minang seperti ketupat di Dapur Neka akan terasa lebih nikmat ditemani dengan sala bulek, kudapan goreng khas Kota Pariaman dengan cita rasa asin dan gurih.
Menurut Dedi, pemilik Dapur Neka, sala bulek menjadi gorengan yang wajib tersedia setiap hari karena hampir seluruh pelanggan menyukai makanan dengan bentuk bulat dan berwarna kuning ini.
Sala bulek sendiri terbuat dari bahan sederhana seperti tepung beras yang dipadu dengan rempah lokal dengan takaran yang tepat sehingga terasa lekat di lidah. Apalagi, makanan yang dibanderol dengan harga Rp1.000 per satuan ini tersaji hangat usai digoreng.
“Kalau di Pariamaan, sala bulek ini sudah jadi teman sarapan atau ngopi sore. Rasanya yang gurih pas untuk teman makan ketupat dengan kuah gulai dan camilan sambil minum teh atau kopi,” terangnya saat dibincangi, Minggu 8 Desember 2024.
BACA JUGA:Nikmati Kopi Seruput Hanya di Dapur Neka
Untuk menu ketupat sendiri, tempat makan dengan konsep street food di Jalan Sukabangun II Palembang ini menyediakan berbagai macam varian gulai seperti nangka, pakis, dan tauco.
Sedangkan untuk akhir pekan tersedia ketupat gulai tunjang dan ketupat rendang. Sementara untuk minuman, selain teh talua yang menjadi favorit pelanggan, Dapur Neka meluncurkan menu minuman terbaru yang tergolong unik yakni kopi kawa dan kopi tatungkuik.
Kopi kawa adalah minuman dari daun kopi kering yang diseduh seperti teh dan memiliki aroma yang lembut dengan rasa yang ringan. Untuk bahan baku daun kopi, Dedi sengaja mendatangkan langsung dari Payakumbuh. Kopi kawa juga bisa dipesan dengan tambahan susu sehingga terasa lebih creamy.
Untuk kopi kawa dibanderol dengan harga Rp10.000 dan kopi kawa susu Rp15.000. Untuk kopi hitam tatungkuik atau terbalik juga punya daya tarik tersendiri, di mana minuman kopi disajikan dalam gelas dengan posisi terbalik, ketika diseruput memberikan sensasi nikmat tiada tara.
BACA JUGA:Menu Baru, Kopi Kawa dan Kopi Tatungkuik Dapur Neka Palembang, Didatangkan Langsung dari Payakumbuh
Selain itu, suguhan kopi dalam gelas terbalik membuat minuman tetap hangat dan nikmat ketika dihirup.
“Di kampung, orang biasa ngobrol panjang lebar 3-4 jam di lapau atau warung. Dengan kondisi terbalik atau tertelungkup, kopi akan tetap hangat saat diminum,” jelasnya.
Masih kata Dedi, di dalam minuman kopi ada butiran biji kopi yang digiling tidak terlalu halus sehingga rasa kopi tetap terasa.
“Seperti perokok berat, dia gigit-gigit tembakau biar lebih terasa, begitu juga kopi tatungkuik, ada biji kopinya. Bagi yang tidak suka, bisa kita saring biji kopinya,” kata Dedi.