Pesan Erick Thohir: Bersaing di Pasar Bebas Terbuka Untuk Semua Perusahaan BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir saat konferensi pers peresmian Mandiri Digital Tower di Jakarta.--
JAKARTA, KORANRADAR.ID - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan bahwa perusahaan BUMN terbuka untuk bersaing dengan perusahaan swasta lainnya di pasar bebas.
Namun di tengah persaingan itu, perusahaan dengan status BUMN tetap memiliki tanggung jawab untuk melayani masyarakat.
“Ya itulah saya bilang, BUMN terbuka untuk bersaing, tetapi izinkan BUMN juga melindungi kepentingan rakyat banyak,” kata Erick saat konferensi pers peresmian Mandiri Digital Tower di Jakarta, Rabu.
Ia memberikan contoh bahwa sebanyak 92 persen kredit untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) disalurkan melalui bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Sementara sekitar delapan persen melalui bank swasta lain.
Hal tersebut menurutnya, menjadi wujud perusahaan BUMN dalam melayani masyarakat.
“Persaingan kan kita manfaatkan, bukan sistem ekonomi yang monopolistik. Ini kan memang market terbuka,” jelasnya.
Erick Thohir juga menyinggung Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) ke-10 Tahun 2024 yang diresmikan Presiden Joko Widodo pagi ini.
Dalam acara tersebut, Jokowi membeberkan ada lima perusahaan tambahan baru yang akan mengelola energi panas bumi atau geothermal di Indonesia.
Lima perusahaan itu merupakan pemenang lelang Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan penawaran Wilayah Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (WPSPE) panas bumi.
Menurut Erick, persaingan dalam pengelolaan geothermal tersebut masih merupakan persaingan yang sehat dalam sistem pasar bebas.
"Kalau ini persaingan geothermal terbuka, ada private sector, ada asing, ada BUMN, ya inilah persaingan yang sehat. BUMN sendiri terus melakukan perbaikan-perbaikan," terangnya.
Adapun dalam 10 tahun terakhir akumulasi investasi di sektor geothermal mencapai kurang lebih 8,7 miliar dolar AS.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan potensi geothermal Indonesia mencapai 40 persen di dunia atau setara 24 gigawatt, sedangkan kapasitas pembangkit listrik panas bumi (PLTP) mencapai 2,6 gigawat atau terbesar nomor dua di dunia.
"Dalam 10 tahun terakhir, akumulasi investasi pembangunan PLTP juga tumbuh signifikan yaitu naik hingga 8 kali lipat, jadi tumbuh 8 kali lipat, sehingga tahun 2024 diperkirakan investasi di geothermal sebesar 8,7 miliar dolar AS," ujar Bahlil.