PLN Dorong Kesamaan Hak dan Kreativitas serta Pemberdayaan Kaum Difabel

Beberapa penyandang tunarungu sedang melakukan proses pengecapan motif pada kain batik --

LAMPUNG, KORANRADAR.ID   – Laksanakan pelatihan kain batik cap melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Bukti nyata PLN serius dalam komitmen dukung produktivitas, kesamaan hak dan kesempatan. Menuju kehidupan yang sejahtera, mandiri, dan tanpa diskriminasi. Bagi penyandang disabilitas UMK difabel berbasis Wastra (Warisan Kain Nusantara) kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung. 

Guna menumbuhkan potensi baru serta mendukung pengembangan UMK di Indonesia, PLN UIP Sumbagsel menggelar pelatihan Batik Cap yang diikuti oleh seluruh anggota UMK Batik Tulis Shiha Ali Penawartama di Desa Sidoharjo, Lampung, pada tanggal 18-20 Juli 2024.

Ketua Kelompok UMK Batik Tulis Shiha Ali, Nasheeha, sangat mengapresiasi wujud kepedulian PLN dalam program pelatihan Batik Cap ini. Dirinya menjelaskan bahwa UMK ini beranggotakan sebanyak 45 orang dan 30 orang diantaranya adalah penyandang disabilitas.

Nasheeha menerangkan bahwa kelompok UMK Batik Tulis Shiha Ali merupakan salah satu UMK berbasis wastra (kain nusantara) yang berfokus pada pembuatan batik tulis khas Lampung. “Sebagian besar pengrajin Batik Tulis Shiha Ali adalah penyandang disabilitas yang mandiri. Meski memiliki keterbatasan, Kain Batik yang dihasilkan oleh anggota kelompok UMK ini telah banyak diminati oleh pasar lokal,” terang Nasheeha.

Ia menuturkan, pelatihan ini sangat dirasakan manfaatnya oleh seluruh anggota Kelompok UMK Batik Shiha Ali. Dirinya sangat bersyukur kini motif Kain Batik Shiha Ali semakin variatif. Rata-rata hasil produksi per orang per harinya mampu menghasilkan 16 potong kain Batik. 

"Ini tentu jauh berbeda sebelum mendapat pelatihan dari PLN, rata-rata kuantitas jumlah hasil produksi per orang per harinya hanya mampu menghasilkan 1 (satu) potong kain saja. Persentase peningkatan produksi dirasakan 100%," tambahnya.

Sistem produksi yang kian efektif dan efisien serta kualitas yang semakin membaik, turut berdampak pada segmentasi pasar yang semakin luas. Produksi Kain Batik Shiha Ali kini dapat dibeli oleh semua kalangan dengan harga yang lebih terjangkau dan dengan motif yang lebih variatif sehingga berdampak terhadap peningkatan hasil penjualan. 

"Proses produksi yang cukup lama, membuat harga jual Kain Batik Shiha Ali dulunya cukup mahal dan hanya diminati oleh kalangan menengah atas saja. Proses membatik dengan metode cap ini, membuat proses produksi kian efektif dan efisien. Sehingga harga jual Kain Batik Shiha Ali kini dapat diturunkan dan menjangkau semua kalangan masyarakat. Sehingga berdampak terhadap peningkatan hasil penjualan UMK ini," jelas Nasheeha. 

Kelompok UMK Batik Shiha Ali kini dapat melayani permintaan dengan jumlah besar dan mampu melayani permintaan Batik. Seperti pembuatan seragam Perusahaan bila ada yang ingin memesan se-Kabupaten Tulang Bawang dan se-Provinsi Lampung. 

Ketua Desa Mandiri Budaya Kelurahan Panggungharjo sekaligus Dosen Tenaga Pengajar Luar Biasa (TPLB) Diploma IV Batik da Fashion Jurusan Kriya Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Nurohmad, S. Sn berkesempatan hadir sebagai narasumber. Membagikan ilmu serta pengalamannya sekaligus praktik langsung pembuatan Batik Cap yang diikuti secara antusias oleh seluruh anggota UMK Batik Shiha Ali.

"Seluruh anggota UMK yang hadir akan praktik langsung membuat Batik Cap, hal paling mendasar tentunya ialah pembuatan motif dan pembuatan cairan malam hingga proses pengecapan dan pewarnaan pada kain Batik," ucap Nurohmad.

ini adalah hal yang paling penting karena motif menjelaskan arti, ciri khas dan asal usul dari kain Batik itu sendiri. Sedangkan cairan untuk pengecapan dan pewarnaan juga sangat penting untuk mempertahankan kualitas warna dari motif kain Batik tersebut.  "Hari ini diawali dengan membuat motif Siger dan Kapal yang menjelaskan Batik Cap karya UMK Batik Shiha Ali ini adalah Batik khas Provinsi Lampung," terangnya. Sebagai bentuk dukungan, General Manager PLN UIP Sumbagsel, Wahidin menyampaikan bahwa penyandang disabilitas adalah kelompok yang dapat menjadi mesin penggerak produktif secara ekonomi apabila diberikan kesempatan yang sama dan ruang ekspresi yang luas.

Wahidin mengatakan, pelatihan ini merupakan langkah serius PLN dalam mengembangkan potensi UMK berbasis wastra (kain nusantara) kelompok difabel untuk meningkatkan kreativitas pengrajin disabilitas sehingga UMKM dapat naik kelas. 

"Harapan kami, melalui program pelatihan ini kreativitas pengrajin UMK Shiha Ali dapat meningkat dan kegiatan ini akan terus berlanjut dengan adanya lanjutan program berupa pemberian bantuan alat produksi, pelaksanaan pelatihan batik malam dingin, pelatihan pemasaran dan desain produk sehingga ke depan produksinya bertambah dan dapat naik kelas agar mampu bersaing hingga kancah Internasional, serta turut berdampak terhadap peningkatan taraf hidup pengrajin itu sendiri serta UMK Shiha Ali juga," pungkas Wahidin. (sep)

 

Tag
Share