Sekda Minta 17 Daerah Atasi 10 Komoditas Penyumbang Penurunan Inflasi
Sekertaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan SA Supriono mengikuti Rakornas Pengendalian Inflasi Daerah 2024 tentang Pengamanan Produksi dan Peningkatan Efisiensi Rantai Pasok untuk Mendukung Stabilitas Harga.--
SUMSEL, KORANRADAR.ID - Sekertaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan SA Supriono mengikuti Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Daerah 2024 tentang Pengamanan Produksi dan Peningkatan Efisiensi Rantai Pasok untuk Mendukung Stabilitas Harga yang dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Melalui Rakornas tersebut, Sekda Supriono mendengarkan langsung arahan Presiden Joko Widodo terkait dengan perkembangan inflasi di Indonesia secara virtual melalui Sumsel Command Center.
Supriono usai mendengarkan arahan presiden. Dirinya langsung menghimbau agar Kepala Daerah di 17 Kabupaten dan Kota untuk bisa mengatasi 10 komoditas yang menjadi penyumbang inflasi di Sumatera Selatan.
"Saat ini Sumsel pada Bulan Mei 2024 mengalami inflasi sebesar 0,06% (mtm), menurun dibandingkan bulan sebelumnya April 2024 sebesar 0,43%. Untuk inflasi tahunan pun menurun menjadi 2,98% (yoy) dari inflasi bulan sebelumnya 3,12% (yoy). Angka tersebut saat ini disumbang oleh 10 Komoditas yang harus kita atasi bersama," tutur Sekda.
Adapun 10 komoditas penyumbang tersebut yaitu beras, bawang merah, daging ayam ras, tarif air minum pdam, emas perhiasan, bawang putih, tomat, sigaret kretek mesin (skm), cabai merah dan gula pasir.
"Kita berharap semua komoditas penyumbang inflasi dapat kita tekan dengan segala usaha dan upaya yang kita kerjakan, antara lain high level meeting dan terus akan mengikuti rapat pada tingkat pusat dan daerah, serta terus melakukan pemantauan harga di pasar serta kesedian stoknya," tutur Sekda menutup pertemuan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan inflasi terendah dibandingkan dengan negara lain di dunia.
"Saya mengucapkan terimakasih kepada tim pengendali inflasi pusat dan daerah. Sehingga pada bulan mei lalu angka inflasi kita, berada pada angka 2,84%. ini merupakan salah satu terbaik yang ada didunia. Atas usaha dan kerja keras kita, sekarang kita berada di angka tersebut," tuturnya memberikan sambutan.
Selain inflasi yang terjaga, Indonesia juga mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik berada pada angka 5,14%. Akan tetapi dengan capaian tersebut, Jokowi menghimbau agar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah tidak menjadi lengah dan terus waspada.
"Saya tau, kalian setiap minggunya diabsen oleh Mendagri satu - persatu terkait dengan perkembangan angka inflasi didaerah masing - masing. Saya juga selalu menanyakan hal tersebut dengan Kepala Daerah agar kita aware terhadap hal penting tersebut," ucap Jokowi.
Berkaitan dengan perubahan musim dan iklim di Indonesia yang bisa mempengaruhi menurunnya jumlah produksi pangan dan panen, yang bisa menyebabkan naiknya angka inflasi, Jokowi menghimbau kepada seluruh Kepala Daerah untuk segera mungkin mengantisipasi kemungkinan - kemungkinan tersebut.
"Kita juga mendengar warning dari PBB bahwa dunia menuju pada neraka iklim. Suhu akan mencapai rekor tertinggi 5 tahun kedepan, dan beberapa tahun ini kita merakan betul adanya gelombang panas. Jangan main - main urusan kekeringan, jangan main - main urusan gelombang panas, jika produksinya berkurang dan stoknya tidak ada hal ini dipastikan akan berpengaruh terjadinya inflasi," tegas Jokowi.
Berkaitan dengan hal tersebut, Jokowi juga memerintahkan Kementerian PU bekerja sama dengan TNI untuk secepatnya memasang pompa - pompa di daerah yang memiliki produksi pangan, utamanya beras.
"Saat ini ada 1.400 pompa yang akan kita pasang didaerah produksi, ini juga akan kita tambah. Semuanya diharapkan dapat mengoptimalkan dalam memanfaatkan air, agar bisa diteruskan sampai ke sawah, harus ada irigasi primernya sehingga air betul - betul sampai ke sawah. hal ini akan dapat membantu kita untuk menjaga inflasi," ungkapnya.