Menggapai Makna Fitrah di Hari yang Fitri

Ustadz Zakiudin, S.Pd.I., Kepala SD IT Al Furqon Palembang.--

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk menyambut hari yang Fitri, hari kemenangan bagi umat Islam yang telah mampu melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dengan penuh kesungguhan dan keimanan yang tulus. 

Hari Raya Idul Fitri bukanlah sekadar hari untuk merayakan kesuksesan kita dalam menunaikan puasa selama sebulan penuh, namun juga sebagai momentum untuk merefleksikan makna yang lebih dalam dari fitrah itu sendiri. Fitrah yang dimaksud adalah keaslian bawaan fitrah manusia, yang tercermin dalam kesungguhan dan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah SWT. 

Kemenangan yang diraih di hari yang Fitri tidak cukup hanya dirayakan dengan kemeriahan dan kegembiraan semata, namun juga dengan rasa syukur yang mendalam kepada Allah SWT. Konsistensi dalam menjaga ibadah dan keimanan kita kepada-Nya setelah hari yang Fitri harus tetap dijaga dengan penuh kesungguhan. 

Kita tidak boleh lengah, karena setelah hari yang Fitri, para iblis laknatullah akan berupaya sekuat tenaga untuk menggoda dan menjerumuskan kita ke dalam kemaksiatan. Kita harus waspada dan tetap berpegang teguh pada ajaran Islam yang suci, sehingga upaya yang telah kita lakukan selama Ramadhan tidak akan sia-sia. 

Hindarilah kepoya-poyaan dunia, hiruk pikuk glamor dunia, dan segala perbuatan yang dapat melalaikan kita dari jalan-Nya. Kita harus terus berjuang untuk menjaga kesucian fitrah kita, agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan murka Allah SWT. 

Marilah kita gunakan momentum hari yang Fitri ini untuk memperkuat tekad kita dalam menjalani kehidupan yang benar di jalan-Nya. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan memberkahi kita, serta menjauhkan kita dari segala bentuk godaan yang dapat menghambat perjalanan kita menuju surga-Nya. 

Akhir kata, mari kita sambut hari yang Fitri ini dengan rasa syukur yang mendalam, dan bertekad untuk tetap menjaga kesucian fitrah kita sepanjang hidup. Minal ‘Aidin Wal Faidzin mohon maaf lahir dan batin. 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. (zar)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan