Allah Maha Melihat
Ustadz Zakiudin, S.Pd.I., Kepala SD IT Al Furqon Palembang.--
Kisah Khalifah Umar bin Khattab dengan Pemuda Pengembala Domba
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamiin. Pujian dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan kita nikmat iman dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang telah menjadi teladan utama bagi umat manusia.
Ketakwaan kepada Allah adalah pondasi utama dalam memperbaiki diri dan mencapai kesempurnaan iman. Hari ini, mari kita renungkan hikmah dari kisah yang menggugah hati, kisah antara Khalifah Umar bin Khattab dan seorang pemuda pengembala domba.
Dalam riwayat yang disampaikan oleh para ulama, terdapat satu insiden yang mengungkapkan kebesaran hati Khalifah Umar bin Khattab dalam memperjuangkan keadilan serta memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Pada suatu hari, Umar bin Khattab, dengan semangat kekhalifahan yang tulus, melakukan perjalanan keliling kota Madinah untuk memastikan keadaan rakyatnya.
Ketika menjelajahi padang pasir, beliau bertemu dengan seorang pemuda yang sedang mengembalakan dombanya. Wajah pemuda itu tampak lelah, namun semangatnya tetap membara. Khalifah Umar, dengan kelembutan hati dan kebijaksanaannya, mendekati pemuda itu.
Umar: "Hai pemuda, apa yang membuatmu bekerja di padang pasir ini dengan semangat yang begitu tinggi?"
Pemuda: "Ya tuan, saya bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarga saya. Meskipun sulit, saya tidak pernah merasa sendu, karena saya yakin rezeki yang telah ditetapkan Allah pasti akan sampai pada saya."
Umar : “Wahai pemuda bolehkah saya membeli 1 ekor dombamu ini?”
Pemuda : “Mohon maaf tuan, domba-domba ini bukan milikku, tapi milik tuanku”
Umar : “Jika aku membeli satu ekor, bukankah tuanmu tidak akan mengetahuinya!”
Pemuda : “Benar, tuanku tidak akan mengetahuinya dengan banyaknya jumlah domba-domba ini, tapi Tuhanku maha mengetahui”
Umar: "Sungguh Keteguhan hatimu sungguh mempesona, bolehkah aku berjumpa dengan pemilik domba-domba ini?"
Pemuda: “Baiklah tuan, mari saya antarkan."