BI Perkuat Transparansi Informasi
Kepala Divisi Relasi Media Massa dan Opinion Maker Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Syachman Perdymer dalam "Capasity Building Wartawan Ekonomi DIY 2023" di Badung, Bali, Sabtu (28/10/2023).--
Ke Masyarakat Lintas Generasi
BADUNG, KORANRADAR.ID - Bank Indonesia (BI) berupaya memperkuat transparan informasi terkait kebijakan yang akan dan telah dibuat oleh otoritas moneter itu ke masyarakat lintas generasi.
Kepala Divisi Relasi Media Massa dan Opinion Maker Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Syachman Perdymer di Badung, Bali, Minggu, menuturkan untuk mendukung transparansi maka perubahan pola komunikasi mutlak diperlukan.
"Komunikasi kami dituntut menyesuaikan dengan masyarakat lintas generasi, bukan hanya 'baby boomer' saja tapi juga sampai generasi Z," kata Syachman dalam "Capasity Building Wartawan Ekonomi DIY 2023".
Menurut Syachman, transparansi informasi diperlukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait kebijakan BI yang pada akhirnya berdampak pada efektivitas kebijakan tersebut.
Selain itu, transparansi juga mampu membangun kepercayaan atau ekapektasi masyarakat sehingga turut menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Karena itu, penyampaian informasi terus ditingkatkan dengan tidak sekadar menyasar kalangan pelaku ekonomi, penentu pasar, serta media massa saja, namun perlu merambah seluruh lapisan publik.
Di tengah arus informasi yang kian menguat, lanjut Syachman, media sosial juga menjadi salah satu sarana penting bagi BI untuk menjangkau publik secara lebih luas.
"Memasuki era digital maka bank sentral dituntut komunikasi dengan semuanya baik market, ekspert, media, dan publik," ujar dia.
Sinergi dengan media massa, menurut Syachman, penting dilakukan untuk mencari formula agar berbagai informasi kebijakan yang selama ini sulit dipahami masyarakat luas, menjadi lebih mudah tersampaikan.
"Tantangannya adalah gap literasi, ada yang sangat mengerti, mengerti, dan sedikit mengerti," ujar dia.
Kepala Tim Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah (KEKDA) Bank Indonesia DIY Rifat Pasha menambahkan untuk menekan ketimpangan literasi dan iklusi ekonomi masyarakat, maka edukasi, sosialisasi, dan komunikasi terus digencarkan melaui berbagai event.
"Literasi gap itu kan perbedaan pemahaan terkait contohnya mengenai inflasi, orang menganggap kenaikan harga tertentu bisa menyebabkan inflasi, padahal kan tidak hanya itu," kata dia.
Dia memastikan edukasi, sosialisasi, serta komunikasi menjadi agenda rutin komunikasi BI, di sepanjang tahun.(ant)