Melindungi Generasi: Kolaborasi YIM–Dinas PPPA Gelorakan Literasi Napza dan HIV/AIDS
Interaksi dan edukasi pubertas, perilaku hidup sehat, serta perlindungan diri di usia remaja, mengajak siswa mengenai perkembangan tubuh, pergaulan sehat, dan risiko penyalahgunaan Napza serta seks berisiko.--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID – Upaya perlindungan terhadap generasi muda terus diperkuat di Kota Palembang. Yayasan Intan Maharani (YIM) bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Palembang resmi menggelar sosialisasi Triad Kesehatan Reproduksi Remaja (KKR), yang mencakup edukasi Napza, seksualitas sehat, serta pencegahan HIV/AIDS. Kegiatan ini dilaksanakan di Universitas Taman Siswa Palembang, Senin (8/12/2025), dan diikuti para pelajar dari 15 sekolah tingkat SMP.
Kepala Dinas PPPA Palembang, Ir. Dewi Isnaini, M.Si., membuka kegiatan dengan menegaskan pentingnya sinergi pemerintah dan organisasi masyarakat dalam melindungi remaja dari berbagai ancaman zaman. Ia menyebut kolaborasi ini sebagai langkah strategis yang patut dijadikan pilot project di Palembang dan Indonesia.
Melalui kegiatan ini, Dinas PPPA berharap literasi remaja terkait Napza, seksualitas, dan HIV/AIDS semakin kuat, sehingga mereka mampu menjaga diri dan menjadi agen edukasi di sekolah masing-masing.
“Kami sangat mendukung inisiatif ini. Ke depan, kolaborasi seperti ini harus terus diperluas agar lebih banyak anak terlindungi,” ujarnya.
Ketua Yayasan Intan Maharani, Drs. Syahri, M.Si., menambahkan bahwa sosialisasi ini merupakan bagian dari program swakelola yang dirancang untuk menjangkau pelajar secara langsung melalui pendekatan edukasi ramah remaja. Ia mengaku senang karena Universitas Taman Siswa membuka ruang bagi penyelenggaraan kegiatan ini sehingga dapat berjalan efektif dan interaktif.
Sebanyak 75 siswa dan 15 guru pendamping hadir dalam kegiatan tersebut. Mereka menerima edukasi komprehensif mengenai deteksi dini penyalahgunaan Napza, literasi seksualitas yang aman, hingga cara mencegah penyebaran HIV/AIDS. Materi disampaikan langsung oleh konselor adiksi dari IKAI Sumsel dan praktisi rehabilitasi RS Ernaldi Bahar.
Salah satu yang mendapat perhatian besar adalah fenomena kecanduan gadget yang kini kian meresahkan. Narasumber menjelaskan lima gejala utama kecanduan yang perlu dikenali remaja dan orang tua, mulai dari selalu memikirkan gadget, kehilangan minat aktivitas lain, hingga gangguan sosialisasi akibat penggunaan berlebihan.
Tak hanya itu, tim YIM juga memberikan penjelasan mengenai pubertas, perubahan fisik dan emosional, serta langkah-langkah melindungi diri dari perilaku berisiko. Sesi berlangsung hangat karena para siswa diajak berdialog langsung melalui contoh-contoh sederhana dan mudah dipahami," kata Kartika Rosalia, S.Pd
"Pentingnya edukasi pubertas, perilaku hidup sehat, serta perlindungan diri di usia remaja. Ia mengajak siswa berdiskusi interaktif mengenai perkembangan tubuh, pergaulan sehat, dan risiko penyalahgunaan Napza serta seks berisiko," ungkapnya.
Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk komitmen bersama dalam menjaga generasi muda tetap sehat, terlindungi, dan memiliki literasi yang kuat terhadap isu Napza, seksualitas, serta HIV/AIDS. YIM dan Dinas PPPA berharap program tersebut dapat terus digelar secara berkala dan diperluas ke lebih banyak sekolah di Kota Palembang.
Dalam sesi pemaparan, Kurnia Aini S.Kep., Ners., M.Kes, dari Ikatan Konselor Adiksi Indonesia (IKAI) Sumsel, menegaskan pentingnya deteksi dini penyalahgunaan narkotika di lingkungan sekolah dan keluarga.
Ia menjelaskan bahwa berbagai pihak memiliki peran strategis dalam pencegahan Napza.
• BNN mendorong program skrining termasuk Program SALAM.
• Dinas Kesehatan melakukan pemeriksaan dan skrining di fasilitas layanan kesehatan.