Arus Harapan di Hulu Ogan: Kisah Pemuda yang Menemukan Takdir di Belanting River Tubing
Awak media saat mencoba Belanting River Tubing Ayakh Ugan--
Ketua PKK Desa Kelumpang, Amimi saat diwawancarai
Ketua PKK Desa Kelumpang, Amimi, mengungkapkan bahwa sejak dibina oleh PGE, ibu-ibu PKK kini mampu menghasilkan berbagai produk anyaman bambu yang laku dipasarkan kepada para wisatawan yang berkunjung ke desa tersebut. "Saat ini mereka sudah bisa membuat nampan, wadah kopi, wadah lampu hias, dan banyak lagi lainnya," ujar Amimi.
Amimi juga menambahkan bahwa adanya keterampilan baru ini secara otomatis meningkatkan aktivitas ibu-ibu PKK. Ke depannya, ia berharap keahlian ini dapat menambah penghasilan bagi keluarga. "Iya, itu harapan kita," ucapnya.
Lebih lanjut, Amimi menyampaikan terima kasih kepada PGE. Kehadiran objek wisata Belanting River Tubing Ayakh Ugan di Desa Kelumpang telah membawa banyak manfaat bagi warga."Dulu desa ini sepi. Sekarang kalau pengunjung menginap, mereka pasti belanja sabun, kopi, atau membeli kerajinan tangan kami. Kami, ibu-ibu PKK, juga dilibatkan mengelola katering ringan," jelas Amimi. Ia menyimpulkan, "Artinya, semakin banyak kunjungan, semakin bertambah rezeki warga."
Konsep ekowisata yang diterapkan PGE, seperti dijelaskan Operational Manager PGE Area Lumut Balai, Aris Kurniawan ST MT, memang berakar pada pembangunan berkelanjutan: "Meningkatkan pendapatan masyarakat lokal hingga 30%, mengelola hingga 250 kg limbah/bulan, dan mengurangi emisi."
Bahkan, warga yang rumahnya dijadikan homestay mendadak punya penghasilan tambahan. Kompensasi parkir kendaraan pengunjung pun diserahkan kepada masyarakat lokal, menunjukkan bahwa setiap tetes potensi ekonomi mengalir ke seluruh lapisan desa.
Nama “Belanting” sendiri, menurut Darul, memiliki makna yang mendalam bagi warga Kelumpang: menghanyutkan tubuh menggunakan alat bantu. Dulu bambu atau pelepah pisang, kini ban karet. Namun filosofinya tetap sama: memanfaatkan aliran air dengan bijaksana.
"Kami selalu tekankan jargon: 'Jangan Buang Sampah dan BAB di sungai'. Apa yang kami jual adalah potensi alam. Jika alam tercemar, pengunjung enggan datang," tegas Darul. Kesadaran lingkungan ini telah menjadi budaya, terlihat dari tradisi unik di hari Jumat: tidak ada pengarungan, sebab hari itu dikhususkan untuk kegiatan ibadah dan gotong royong membersihkan sungai.
Daffa Hilmi Putra, Community Development Officer PGE Lumut Balai, mengungkapkan bahwa PGE memaknai “Belanting” sebagai akronim dari Bersama Lindungi Alam Hutan dan Lingkungan. “Ini adalah program yang menanggapi keinginan tulus dari masyarakat untuk memanfaatkan alam dengan cara yang bertanggung jawab,” katanya.
Kisah Belanting River Tubing Ayakh Ugan adalah cermin bahwa sebuah program binaan dapat bertransformasi menjadi katalis sosial. Ia bukan hanya tentang investasi infrastruktur — mulai dari tenda, homestay, MCK, hingga rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) — melainkan tentang investasi pada martabat manusia.
Di tepi Sungai Ogan Kanan yang mengalir jernih, puluhan pemuda kini tegak berdiri sebagai garda terdepan pariwisata, menemukan jati diri di antara riak air. Mereka telah membuktikan, bahwa dengan kepedulian yang tulus, sebatang sungai dapat menjadi arus yang membawa Desa Kelumpang menuju masa depan yang lebih cerah.
Tentang PT Pertamina Geothermal Energy Tbk
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) merupakan bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi panas bumi.
Saat ini PGE mengelola 15 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan kapasitas terpasang sebesar 1.932 MW, terbagi atas 727 MW yang dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skema Kontrak Operasi Bersama. Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 70% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 10 juta ton CO2 per tahun.