Diduga Cemari Lingkungan dan Tak Berizin, Tambang Emas di Muratara Diprotes Warga

Anggota DPR RI dari Fraksi NasDem, H. Fauzi Amro menemui massa pendemo di Desa Pulau Lebar, Kecamatan Rawas Ulu --
MURATARA, KORANRADAR.ID - Anggota DPR RI dari Fraksi NasDem, H. Fauzi Amro menemui massa pendemo di Desa Pulau Lebar, Kecamatan Rawas Ulu. Selasa, 5 Agustus 2025.
Aksi protes masyarakat dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Warga menuntut penghentian aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) yang menggunakan alat berat (excavator) di wilayah Kecamatan Ulu Rawas dan Rawas Ulu. Mereka mengeluhkan dampak pencemaran lingkungan, khususnya Sungai Rawas yang menjadi sumber air utama masyarakat.
“Sungai tersebut merupakan sumber air utama bagi warga setempat untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk mandi, mencuci, dan konsumsi air bersih,” ujar para pendemo dalam orasinya.
BACA JUGA:Ribuan Driver dan Komunitas Ojol di Palembang Padati DPRD Sumsel, Gelar Demo Aksi Damai Serentak
Selain berorasi, massa juga memblokir jalan di Jembatan Kembar Desa Pulau Lebar menggunakan batang pinang. Mereka berharap air sungai kembali bersih dan normal seperti sedia kala.
“Tuntutan kami tidak banyak, keluarkan alat-alat berat yang berada di lokasi tambang, dan jangan ada lagi aktivitas tambang lagi,” tegas salah satu pendemo.
Massa juga meminta agar Fauzi Amro membantu menyelesaikan persoalan PETI yang meresahkan warga.
Menanggapi hal itu, Fauzi menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi kampung halamannya.
“Yang pertama saya turut prihatin atas kasus yang terjadi di Kabupaten Muratara, tanah kelahiran saya, tempat saya dibesarkan di Kabupaten Muratara,” katanya.
“Yang kedua, kalau masalah PETI tak hanya terjadi di Kabupaten Muratara, tapi hampir terjadi di seluruh kabupaten/kota.”
“Yang ketiga, hampir 50 desa aliran air sungainya keruh, keruh diakibatkan oleh kandungan merkuri. Akibatnya masyarakat yang mandi mengeluh gatal-gatal.”
“Keempat, saya juga mengimbau sudah izin kepada Bapak Kapolda Sumsel Bapak Andi Rian, akan menemani Kapolres Muratara AKBP Rendy menemui aksi pada hari ini, dan pesan Bapak Kapolda, persoalan PETI di Muratara harus diselesaikan setuntas-tuntasnya.”
Fauzi juga menegaskan dirinya menghormati imbauan Bupati Muratara agar tidak ada lagi aktivitas PETI, khususnya di wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
BACA JUGA:SIRA Demo di Kantor Bupati OI, Pertanyakan Izin Pembangunan RS Ar Royyan
Ia meminta kepala desa dan aparat desa untuk menunjukan lokasi alat berat yang digunakan PETI.
“Kita bersama-sama berkomitmen untuk mengeluarkan alat berat yang ada di lokasi PETI.”
“Saya sudah bicara dengan Kapolres, Dandim, dan Camat agar segera panggil para Kepala Desa (Kades) di Ulu Rawas dan Rawas Ulu untuk mengeluarkan alat berat yang mencemari sungai,” ujarnya. (zar)