Kebiasaan Trading Cerminkan Kebiasaan Hidup

Ilustrasi survei kebiasaan trader Indonesia--
JAKARTA,KORANRADAR.ID – Kebiasaan dalam trading ternyata memiliki korelasi dengan kebiasaan hidup. Hal ini terungkap dalam sebuah survei yang dilakukan Octa terhadap para trader di Indonesia. Menurut survei tersebut, 85% trader Indonesia cenderung tidak mudah percaya dengan kenalan baru. Mereka lebih suka mengenal orang baru setelah beberapa bulan, sebelum mempercayainya.
Sisanya, 15% mengatakan, mereka hanya butuh beberapa jam atau kurang untuk mulai percaya pada orang baru.
Sikap menjaga jarak dari orang baru yang ditunjukkan oleh trader Indonesia sesuai dengan sikap mereka dalam memilih broker keuangan.
Kar Yong Ang, financial market analyst Octa Broker mengungkapkan, sebanyak 95% melakukan riset menyeluruh dan meneliti ulasan online sebelum menaruh kepercayaan pada broker, sementara hanya 5% yang membuat keputusan ini tanpa dasar yang matang.
BACA JUGA:Siap-siap, PLN Jadi Raksasa Pelaku Carbon Trading yang Melantai di Bursa Karbon Indonesia
Simetri dalam sikap ini mewakili mentalitas masyarakat, tetapi hasil utamanya adalah: dalam kehidupan, seperti dalam trading, trader Indonesia cenderung menampilkan pendekatan berkepala dingin.
“Mereka memilih transparansi dan memerlukan informasi sebanyak mungkin sebelum membuat keputusan penting, baik dalam kehidupan maupun keuangan,” tuturnya.
Survei menunjukkan bahwa 85% trader membayar tagihan listrik mereka di muka, sementara hanya 15% yang melakukannya pada menit terakhir, meskipun tidak memiliki masalah keuangan. Pilihan gaya hidup ini tidak sepenuhnya sesuai dengan sikap peserta terhadap manajemen risiko dalam trading.
Sekitar 32% responden memasang order stop-loss dan take-profit hanya ketika mencoba trade yang sangat berbahaya. Seringnya, mereka mengandalkan intuisi dan pengalaman mereka.
Perlu dicatat bahwa mereka yang selalu membayar tagihan tepat waktu cenderung menggunakan tools manajemen risiko dalam sesi trading mereka.
BACA JUGA:Saham Kripto AS untuk Dipantau Hari Ini
Mereka dengan cermat memasang order stop-loss dan take-profit, melacak tingkat ekuitas mereka, dan menghitung potensi hasil keuangan sebelum mengambil posisi. Di sisi lain, 60% dari mereka yang tidak mau repot membayar tagihannya terlebih dahulu cenderung melewatkan tools manajemen risiko, dan lebih memercayai firasat mereka.
Dikatakan Ang, sikap keuangan trader dalam kehidupan sering kali mencerminkan rutinitas trading mereka. Dalam manajemen kekayaan, mengambil sikap proaktif sering kali membuahkan hasil, karena Anda mengurangi risiko dan menghindari komplikasi yang tidak perlu.
Langkah penting lainnya untuk mengurangi risiko adalah memilih broker dengan penarikan cepat dan efisien. Namun broker tersebut harus memiliki prosedur penarikan yang aman dan andal. Di antaranya dengan melihat ulasan penggunanya terkait hal itu.
Survei pun menanyakan, bagaimana mereka membayangkan tempat kerja impian mereka. Sebanyak 92% peserta survei memilih lingkungan yang sangat bersih, aman, dan tertata rapi yang memancarkan getaran stabilitas.
Hanya 8% yang memilih lingkungan yang indah dan unik, tetapi kacau dan tidak dapat diprediksi. Hal ini menunjukkan kecenderungan yang sangat kuat terhadap pendekatan yang terorganisasi dan disiplin.
Di sisi lain, menurut riset Octa, 65% trader Indonesia tidak merencanakan sesi trading mereka dan mengakses aplikasi trading kapan pun mereka mau.
Statistik ini mengungkap kecenderungan yang jelas untuk mendekati trading dengan tingkat ketidakpedulian yang dapat merugikan hasil keuangan.
“Disiplin dan perencenaan yang efisien adalah satu hal, tetapi menerapkan prinsip ini dalam praktik dan menyusun strategi setiap sesi sebelumnya jauh lebih menantang,” simpulnya.(investor)