Petani Karet di PALI Meringis Harga Getah Anjlok

Petani karet di Kabupaten PALI ini tengah meringis, lantaran harga getah hasil sadapan petani tengah anjlok dari harga Rp14 ribu per kilogram menjadi Rp10 ribu.--

PALI, KORANRADAR.ID - Petani karet di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) saat ini tengah meringis, lantaran harga getah hasil sadapan petani tengah anjlok dari harga Rp14 ribu per kilogram menjadi Rp10 ribu, membuat isi dompet semakin menipis.

Anjloknya harga getah saat ini sudah dirasakan petani karet sejak dua pekan terakhir ini, sehingga petani gundah karena selain harga turun produksi sadapan juga jauh menurun lantaran curah hujan yang masih tinggi akhir-akhir ini.

Amrin, salah satu petani karet asal Desa Karta Dewa Kecamatan Talang Ubi mengatakan bahwa kondisi seperti ini mengancam perekonomian masyarakat kabupaten PALI yang sebagian besar bergantung pada tanaman karet.

"Sumber kehidupan kami berada pada tanaman karet, kalau harga tinggi dan pruduksinya melimpah, maka perekonomian kami terjamin," ungkap Amrin, Senin 14 April 2025.

Amrin menyebut, dengan harga getah anjlok ditambah produksi menurun angka kriminal terutama pencurian mulai marak. "Saat ini kebutuhan hidup cukup tinggi sementara penghasilan semakin menurun, imbasnya aksi pencurian getah mulai marak yang tentunya meresahkan masyarakat," imbuhnya.

Maraknya aksi pencurian getah disebutkan Amrin, terjadi pada Minggu kemarin, ada empat warga yang kehilangan getah bersamaan dalam satu malam. "Padahal getah itu sudah berada di halaman rumah dan siap dijual esoknya. Tetapi malam itu raib dicuri orang. Kami berharap ada upaya pemerintah menaikan harga getah agar perekonomian masyarakat meningkat," pintanya.

Sama halnya dikeluhkan Suherman, petani karet lainnya asal Simpang Raja yang mengaku anjloknya harga getah karet sangat berpengaruh pada pendapatan petani. "Harga jatuh kami yang susah, pasalnya pendapatan kami jauh menurun dan terpaksa harus ekstra hemat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ungkapnya.

Sementara dari pengakuan salah satu pembeli getah karet di pasar Kalangan Desa Karta Dewa, Adi menyatakan bahwa pembelian getah ditingkat petani disesuaikan dengan harga pabrik.

"Kami membeli getah sesuai harga pabrik, kalau di pabrik naik pasti kami beli mahal tapi kalau lagi turun terpaksa kam harus menyesuaikan untuk hindari kerugian," ucapnya. (whr)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan