Semarak Perayaan Ceng Beng 2025 di Palembang

ZIARAH : Warga Tionghoa berziarah ke makam leluhur sambil bersembahyang dan berdoa, kemarin (4/4).--
Tjik Harun ketua Walubi Sumsel bersama keluarganya saat melakukan ziarah kubur atau Ceng Beng
PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Puncak pelaksanaan Ceng Beng atau ziarah kubur bagi etnis Tionghoa berlangsung, kemarin (4/4) di TPU Talang Kerikil. Ribuan warga Tionghoa dari Palembang, Sumsel, Nusantara, hingga mancanegara yang berziarah mendapat pengawalan dari ratusan personel gabungan TNI-Polri, Dishub, dan warga sekitar. "Puncak Ceng Beng berlangsung tiga hari mulai hari ini (kemarin, red) hingga 6 April 2025 mendatang.
Kendati begitu, sejak tanggal 23 Maret lalu ada yang sudah berziarah ke makam leluhurnya di TPU ini,” terang Koordinator Lapangan Ceng Beng 2025, Pipi saat dibincangi awak media, kemarin. Dikatakan, Ceng Beng telah menjadi tradisi ribuan tahun lalu yang hingga kini terus dilaksanakan oleh masyarakat Tionghoa. Bahkan yang datang ke TPU Talang Kerikil tak hanya warga Palembang, ada pula dari luar kota hingga luar negeri.
Pipi Koordinator acara Ceng Beng Pulau Kemaro
Selain mendoakan leluhur, orang tua, kerabat dan saudara yang telah meninggal, mereka menyediakan berbagai sesaji, berupa buah dan makanan yang menjadi kegemaran leluhurnya semasa hidup. Ada pula yang menyalakan hio atau dupa sebagai pelengkap sembahyang warga Tionghoa.
Masih menurut Pipi, Ceng Beng sebagai tradisi tanpa membedakan agama, ras dan suku. “Biasanya sebulan sebelum pelaksanaan Ceng Beng, warga Tionghoa di Kota Palembang dan sekitarnya sudah membersihkan makam leluhurnya. Jadi pada hari perayaan, mereka tinggal datang dan mendoakannya,” tuturnya.
Untuk memastikan keamanan dan memberikan kenyamanan kepada para pengunjung, pihaknya menggandeng ratusan personel pengamanan dari unsur TNI-Polri, Dishub, hingga warga sekitar TPU Talang Kerikil untuk membantu pengamanan dan parkir selama pelaksanaan Ceng Beng. Karena warga yang berziarah setiap tahun ini bisa mencapai ratusan ribu orang.
Ketua Walubi Sumsel, Tjik Harun mengungkapkan dirinya sendiri berziarah ke makam kakek, nenek, ayah, serta kerabatnya yang telah lebih dulu meninggal dunia.
“Kami sekeluarga berziarah ke makam leluhur setiap tahun. Seluruh anak dan istrinya termasuk cucu dan menantu dari luar kota juga ikut datang ke Palembang untuk berziarah,” tuturnya.
Menurutnya, makna Ceng Beng ini selain mengingatkan akan kematian, juga bukti bakti anak kepada leluhur maupun orang tua, sekaligus mendoakan keluarga yang telah meninggal dunia.Sehingga hal ini bisa menjadi karma baik untuk bekal di masa mendatang.