Dinamika Perubahan dari “Global South” Mendapatkan Momentum yang Kuat untuk Pembangunan

Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Medan Zhang Min--

 
MEDAN, KORANRADAR. ID - “Dunia ini semakin tidak stabil dan tidak menentu, maka akan semakin besar kemungkinan negara-negara berkembang dan negara-negara kecil serta menengah turut menjadi korban. Menurut Anda, bagaimana negara-negara ‘Global South’ harus melindungi kepentingan mereka sendiri dalam situasi saat ini?” Pada konferensi pers yang diadakan selama “Dua Sesi” Tiongkok beberapa waktu lalu, seorang reporter dari RRI Medan mengajukan pertanyaan ini kepada Anggota Politbiro Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok merangkap Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi. Pertanyaan ini mencerminkan keinginan bersama negara-negara “Global South”, termasuk Tiongkok dan Indonesia, untuk membangun tatanan internasional yang lebih adil dan masuk akal. Jawaban Menteri Luar Negeri Wang Yi sangat keras dan beresonansi, yang mengungkapkan suara bersama “Global South”, yaitu, “Global South” harus perkuat diri, harus bersatu, dan harus berkembang. Saya ingin berbagi pemahaman dan pandangan saya tentang pertanyaan dan jawaban ini dengan teman-teman Indonesia.
Dalam dunia yang penuh kekacauan dan perubahan saat ini, kepastian menjadi sumber daya yang semakin langka secara global. Saat ini, perdamaian dan pembangunan di dunia menghadapi tantangan berat. Kesenjangan antara Utara dan Selatan terus melebar, tren anti globalisasi dan emosi proteksionisme sedang meningkat, dan konflik geopolitik semakin memanas. Pembangunan berkelanjutan dan berkualitas tinggi di Tiongkok serta kemajuan berkelanjutan modernisasi ala Tiongkok telah menyuntikkan stabilitas yang berharga ke dalam dunia yang bergejolak. Kepastian Tiongkok akan menstabilkan dunia yang tidak pasti. Dalam laporan kinerja pemerintah kepada para wakil Kongres Rakyat Nasional pada “Dua Sesi”, Perdana Menteri Li Qiang menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok mencapai 134,9 triliun yuan RMB (sekitar Rp298 kuadriliun) pada tahun 2024 atau naik 5% dibanding tahun sebelumnya, dengan laju pertumbuhannya termasuk yang tertinggi di antara ekonomi utama lainnya di dunia. Sementara itu, kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi global tetap sekitar 30%. Produksi biji-bijian Tiongkok melampaui 700 miliar kilogram untuk pertama kalinya. Nilai tambah sektor industri manufaktur teknologi tinggi dan manufaktur peralatan masing-masing meningkat sebesar 8,9% dan 7,7%. Produksi tahunan mobil tenaga listrik Tiongkok melampaui 13 juta unit. Pencapaian baru telah dibuat di bidang sirkuit terpadu, kecerdasan buatan dan teknologi kuantum. Misi antariksa Tiongkok Chang’e-6 berhasil mengambil sampel di sisi jauh bulan untuk pertama kali dalam sejarah manusia. Kapal pengebor laut pertama Tiongkok “Mengxiang” (Impian) telah resmi beroperasi. Laporan tahunan tentang pembangunan berkualitas tinggi Tiongkok ini tidak hanya mengirimkan sinyal positif kepada dunia mengenai pemulihan ekonomi Tiongkok yang kuat, tetapi juga menyuntikkan keyakinan dan momentum ke dalam ekonomi global.
Negara-negara “Global South” merupakan jangkar stabilitas bagi dunia. “Global South” merupakan kunci untuk menstabilkan dan memperbaiki dunia. Pertumbuhan pesat “Global South” telah menjadi pemandangan indah di panggung internasional dan simbol paling khas di era kita. Total ekonomi negara-negara “Global South” menyumbang lebih dari 40% PDB dunia, serta menyumbang hingga 80% pertumbuhan global. Negara-negara “Global South” telah berkembang dari “negara yang tidak terlalu berpengaruh” menjadi “negara penting pemberi kontribusi” bagi ekonomi dunia, dan menjadi kekuatan utama dalam menjaga perdamaian internasional, mendorong pembangunan dunia, serta meningkatkan tata kelola global. Tiongkok adalah anggota alami negara-negara “Global South”, karena kita berbagi sejarah bersama dalam perjuangan anti kolonialisme dan hegemoni serta misi bersama untuk pembangunan dan revitalisasi.
Kebangkitan kolektif negara-negara “Global South” telah memunculkan kerja sama BRICS yang unik. Dalam kurun waktu hampir 20 tahun sejak berdiri, negara-negara BRICS telah menyumbang hampir separuh populasi dunia, total volume ekonomi mencapai lebih dari 30%, dan memberikan kontribusi lebih dari 50% terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, menjadi “tulang punggung” kerja sama “Global South” dan “mesin penggerak” pertumbuhan. Kita harus membuat “Greater BRICS” menjadi lebih besar dan lebih kuat, membuat kekuatan pendorong “Global South” semakin kuat dan lebih memadai. Pada awal tahun ini, Indonesia resmi menjadi anggota BRICS, dan sembilan negara mitra lainnya juga bergabung dalam keluarga BRICS. Perluasan dan peningkatan BRICS telah membuka babak baru dalam kerja sama “Global South”. Dengan memperhatikan tren umum perkembangan historis, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengajukan tiga usulan pada Dialog Pemimpin “BRICS+” yang diselenggarakan tahun lalu: “menegakkan perdamaian dan mencapai keamanan bersama”, “merevitalisasi pembangunan dan mencapai kesejahteraan universal”, serta “mempromosikan peradaban dan mencapai keberagaman dan harmoni”, yang membimbing negara-negara BRICS untuk memainkan peran mereka dengan lebih baik sebagai garda terdepan “Global South”.
Setiap langkah maju dalam pembangunan negara-negara “Global South” tidak dapat dicapai tanpa dukungan bersama. “Global South” telah lama menjadi Komunitas Senasib Sepenanggungan dalam menghadapi perubahan situasi internasional. Semakin sulit dan berbahaya jalan yang harus ditempuh, semakin pula “Global South” harus bersatu dalam suka dan duka, berbicara dengan satu suara di kancah internasional, membentuk sinergi yang lebih besar, dengan tegas menjaga kepentingan bersama, dan terus meningkatkan representasi dan hak bersuara dalam tata kelola global. Sejak tahun lalu, Tiongkok telah menekankan pentingnya komunikasi yang damai dalam mendorong rekonsiliasi antara Arab Saudi dan Iran, serta bersama-sama mengeluarkan “Konsensus Enam Poin” dengan Brasil mengenai solusi politik bagi krisis Ukraina, menjunjung tinggi panji multilateralisme dan berbicara untuk keadilan mewakili negara-negara berkembang. Tahun ini, selain Tiongkok yang menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), Brasil dan Afrika Selatan juga akan menjadi tuan rumah KTT BRICS dan G20, dimana mereka akan bersama-sama menerangi momen “Global South” tata kelola global.
Pembangunan adalah tema abadi umat manusia. Negara-negara “Global South” bangkit untuk pembangunan dan berkembang karena pembangunan. Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah mendorong pembentukan Bank Pembangunan Baru (NDB), memelopori model kerja sama “BRICS+”, mengajukan prakarsa kerja sama “Global South” yang terbuka dan inklusif, serta mengumumkan delapan inisiatif untuk mendukung kerja sama “Global South”; bekerja dengan lebih dari 100 negara dan organisasi internasional termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mendorong inisiatif pembangunan global, menginvestasikan dan memobilisasi hampir 20 miliar dolar AS dalam dana pembangunan, dan membangun lebih dari 1.100 proyek. Ada pepatah kuno Tiongkok yang berbunyi: “Jika ingin berdiri tegak, maka sertakanlah yang lain untuk ikut berdiri tegak; Jika ingin sukses, maka bantulah mereka untuk ikut sukses”. Tiongkok akan memberi manfaat bagi “Global South” melalui hasil pembangunannya yang bermutu tinggi, menyuntikkan dorongan baru ke dalam percepatan pembangunan “Global South”. Negara-negara “Global South” hendaknya terus menempatkan pembangunan di pusat agenda internasional, membina momentum pembangunan, meningkatkan kemampuan pembangunan, dan bekerja sama di jalan menuju modernisasi.
Tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah, Tiongkok akan selalu mengingat “Global South” dan berakar pada “Global South”. Di masa depan, Tiongkok akan bekerja sama dengan negara-negara “Global South”, termasuk Indonesia, untuk lebih meningkatkan suara “Global South”, bersama-sama mendorong terwujudnya dunia multipolar yang setara dan teratur serta globalisasi ekonomi yang inklusif, dan bersama-sama mendorong pembangunan komunitas senasib sepenanggungan umat manusia. Mari kita berlayar bersama dan menuju masa depan yang lebih baik bagi umat manusia!
 
Dibuat Oleh Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok, di Medan
 
 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan