10 Arahan kepada Kepala Daerah di Sumsel
SUMSEL, KORANRADAR.ID - Pj Gubenur Sumsel, Agus Fatoni membuka Rapat Koordinasi High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi (TPID) Provinsi Sumsel Bersama Bupati/Walikota se-Sumsel dalam rangka menghadapi perayaan Hari Raya Idul Adha dan Libus Sekolah yang dilaksanakan di Whyndam OPI Hotel Palembang, kemarin.
Mengawali sambutannya, A Fatoni menyampaikan bahwa pertemuan yang dilakukan merupakan agenda sangat penting untuk dilakukan agar inflasi di Sumsel tetap terkendali dan terjaga.
"Saya mengucapkan terimakasih atas upaya yang telah kita lakukan bersama, sehingga inflasi bisa terkendali dan ekonomi mengalami pertumbuhan di tahun ini," ungkapnya.
Fatoni juga mengungkap bahwa Tingkat Inflasi adalah salah satu indikator yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dimana perekonomian daerah akan tumbuh dan berjalan baik bila tingkat inflasi daerah terjaga rendah dan stabil.
"Saat ini, tingkat inflasi Sumatera Selatan mengalami Inflasi bulan Mei 2024 sebesar 0,06% (mtm) menurun dibandingkan pada bulan sebelumnya yaitu bulan April 2024 mengalami inflasi sebesar 0,43%, dan dengan inflasi tahunan menurun 2,98% secara year on year (yoy) dari inflasi bulan sebelumnya 3,12% (yoy). Untuk Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan pada Triwulan I-2024 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 5,06% (yoy), dibawah pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,11% (yoy)", ungkap Fatoni.
Untuk menjaga inflasi di Sumsel dalam rangka menghadapi perayaan Hari Raya Idul Adha dan Libur Sekolah, melalui kesempatan tersebut A. Fatoni memberikan 10 arahan yang harus dilakukan oleh Seluruh Kepala Daerah di Sumatera Selatan.
Di antaranya, melakukan antisipasi ketidakpastian cuaca, kedua mendorong optimalisasi lahan pekarangan, sejalan dengan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan, ketiga mendorong peningkatan produktivitas pertanian secara end to end, melalui sarana prasarana, SDM, dan teknologi pertanian, maupun melalui aspek kerjasama dan kelembagaan, keempat membentuk dan mengoptimalkan BUMD Pangan/lembaga sejenis untuk melakukan KAD.
Kelima, menyusun dan mengoptimalkan neraca pangan untuk mendukung KAD, keenam, mendorong optimalisasi Kerjasama Antar Daerah (KAD), ketujuh, terus melaksanakan Gerakan Pengendalian Inflasi Serentak se-Sumsel, termasuk rutin melaksanakan pasar murah.
Kedelapan, melakukan optimalisasi dan replikasi Toko Penyeimbang, termasuk di pasar-pasar, kesembilan, memberikan dukungan fiskal, baik pusat maupun daerah dalam meningkatkan ketahanan pangan, dan kesepuluh, melakukan kajian sebelum menaikkan harga.
Fatoni juga berharap kepada seluruh peserta rapat yang hadir untuk terus menjaga iklim kondusif di Sumsel agar situasi aman dan terkendali tetap terjaga sehingga perekonomian tetap berjalan dan inflasi disumsel dapat terjaga.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Selatan, Ricky P Gozali selaku Wakil Ketua TPID Sumsel, mengungkap, saat ini komoditas utama penyumbang inflasi di Sumatera Selatan ialah Cabai Merah (0,10%), Emas Perhiasan (0,08%), Bawang Merah (0,07%), dan Gula Pasir (0,03%).
"Peningkatan harga Cabai Merah dan Bawang Merah disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di daerah sentra yang mengganggu produksi dan distribusi komoditas tersebut. Terkait dengan kenaikan harga emas perhiasan disebabkan oleh sentimen eksternal, selanjutnya untuk kenaikan harga gula pasir disebabkan oleh mundurnya musim giling tebu sehingga kebutuhan gula masih mengandalkan stok awal tahun yang tersedia," ungkapnya menjelaskan pada forum rapat tersebut.
Berkaitan hal tersebut ia juga memberikan rekomendasi upaya dalam pengendalian inflasi melalui 4K yaitu Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, dan Komunikasi Efektif.
Melalui paparan ia menjelaskan untuk Ketersediaan Pasokan upaya yang bisa dilakukan pemerintah diantaranya; Mendorong Optimalisasi Kerjasama Antara Daerah (KAD), Mendorong Implementasi IP200 dan IP300 untuk optimalisasi produksi beras, Mendorong pengembangan komoditas bawang merah dan cabai.