PALEMBANG, KORANRADAR. ID – Hari bacang atau hari sembahyang bacang diperingati tiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek/Yinli/Nongli/Lunar. Pada 2024, hari bacang jatuh pada Senin, 10 Juni 2024.
Di Indonesia ada beberapa nama untuk menamakan perayaan upacara ini, di antaranya adalah Sembahyang Bacang dan Pehcun (Pekcun). Harun SE SH MH Ketua Walubi Sumsel menjelaskan , Festival Bacang ini tak luput dari sebuah kisah perbuatan baik yang selalu dikenang. Dikisahkan, Qu Yuan suatu ketika diusir dari Negara chu termakan siasat adu domba Raja Qin dan membenci Qu yuan.
Setelah meninggalkan ibukota Negara chu, Qu Yuan Menulis sebuah puisi berjudul Li Sao, yang berisi kritikan atas kebobrokan birokrat, kegundahan serta kecintaannya terhadap Negara dan rakyat, serta harapannya agar raja Chu (Huai Wang) akhirnya di tangkap dan mangkat di penjara Negara Qin, lalu digantikan oleh Raja Chu (Xiang Wang).
Dalam keadaan putus asa karena merasa tak mampu mempertahankan Negara dan menolong rakyat yang di cintainya, Qu Yuan berjalan menuju Sungai Mi Luo dan menenggelamkan diri dengan melompat sungai itu.
" Rakyat yang mengetahui kabar Qu Yuan melompat kesungai, berbondong-bondong menuju sungai untuk menolong menteri yang amat mereka kasihi itu."katanya
Menurut Harun, saat itu adalah bulan 5 tanggal 5 penanggalan Lunar. Para nelayan pun beramai-ramai mengayuh sampan mencari jasad Qu Yuan.
Jasad Qu Yuan yang tak berhasil ditemukan membuat rakyat yang berduka berpikir bagaimana melindungi jasad Qu Yuan agar tak digerogoti ikan dan udang di sungai. Mereka sepakat melemparkan nasi, daging,dan sebagainya (yang dibungkus dengan daun bambu) sebagai pengganti santapan ikan/udang ke sungai dimana Qu Yuan melompat.
Inilah cikal bakal tradisi membungkus dan memakan bakcang pada setiap tanggal kematian Qu Yuan setiap tahunnya oleh masyarakat etnis tionghoa diseluruh dunia. Adapun “DUAN WU JIE” memiliki makna:
Daun (awal/permulaan) Wu (siang/tengah hari) dengan ‘lima ‘pada masa dulu, danjie (Festival). Jadi DUAN WU JIE bermakna festival pada awal hari kelima bulan kelima lunar kalender. Tradisi yang menyertai Duan Wu Jie yakni Makan Bakcang.
Kata bakcang’-berasal dari dialek Hokkian, Hakka, DIl secara harfiah berarti cang (penganan dengangumpalan nasi ketan) yang berisibak (daging). Dalam perkembangannya, cang tak hanya berisi daging, telur, jamur, dan sebagainya, namun juga dapat diisinya hanya sayur sayuran/vegetarian (disebut chaicang), pun yang tak berisi, biasa dimakan dengan srikaya atau gula (disebut kicang)
Bentuk bakcang yang dibungkus dengan daun bambu yang panjang (biasanya daun direbus dahulu agar beban kotoran dan bakteri hilang serta diikat dengan tali.
Selain makan Bakcang, Festival ini biasanya dilakukan Mandi Tengah Hari. Terlepas dari kisah kepahlawan Qu Yuan yang melatar belakangi perayaan Duan Wu Jie festival, yang mana merupakan hari pemujaan, bersujud dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut kepercayaan, pada hari Duan Wu,Tuhan(Thian akan melimpahkan rahmat Nya yang paling besar kepada semua makhluk pada saat Matahari bersinar paling terang dan berada pada posisinya yang tepat di atas khatulistiwa,yakni pada pukul 11.00-13.00 wib.