Manchu dan Bahasa yang Mulai Hilang

Sabtu 16 Nov 2024 - 22:49 WIB
Reporter : asifardiansyah
Editor : asifardiansyah

PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Manchuria adalah sebuah wilayah kuno di sebelah timur laut Tiongkok dekat perbatasan dengan Korea Utara dan Rusia. Manchuria sekarang ini meliputi provinsi-provinsi Republik Rakyat Tiongkok seperti Liaoning, Jilin dan Heilongjiang. Populasi sekitar 10 juta dan mayoritas berlokasi di Tiongkok bagian utara. Suku Manchu memiliki sejarah panjang lebih dari 2.000 tahun. Kebanyakan bertempat tinggal di sekitar Liaoning.

Orang Manchu termasuk dalam golongan etnis Tungusic dan berasal dari Manchuria, sekarang ada di sekitar timur laut Tiongkok. Orang Manchu berkuasa di Tiongkok kurang lebih sekitar 300 tahun. Dengan runtuhnya Dinasti Ming di tahun 1644, Dinasti Qing mulai berkuasa di dataran Tiongkok.

Cikal bakal Dinasti Qing sudah dimulai jauh sebelum tahun 1644. Di tahun 1616 seorang pemimpin Manchu bernama Nurhaci (1559-1626) membelot dari Dinasti Ming dan membangun Dinasti Jin (1115-1234). Nurhaci terus memupuk kekuatan, menyatukan bangsa Manchu yang nomaden dan kemudian menaklukkan Mukden (sekarang disebut Shenyang).

Tahun 1636 anak laki-laki Nurhaci yang bernama Huang Taiji mengoordinasikan bangsa Manchu, sekelompok orang Han yang tidak puas dengan bobroknya Dinasti Ming dan juga kelompok orang Mongol kemudian mengganti nama Dinasti Jin menjadi Dinasti Qing dan kemudian seterusnya secara resmi menjadi nama dinasti terakhir yang berkuasa di Tiongkok.

Setelah Kaisar terakhir Dinasti Ming yang bernama Chongzhen bunuh diri; Beijing kemudian menjadi ibukota yang baru dataran Tiongkok dari yang sebelumnya berada di Nanjiing.

Di masa-masa awal kekuasaannya, bahasa Manchu secara luas dipergunakan dalam pemerintahan dan keseharian. Tapi secara pelahan tapi pasti, bahasa Manchu mulai menghilang dan digantikan dengan bahasa Mandarin yang menjadi bahasa percakapan sehari-hari. Bahasa Manchu hanya dipergunakan di dalam strata tinggi pemerintahan saja. Sekarang bahasa Manchu hampir punah dan hanya segelintir kecil orang yang masih sanggup berbicara dan menulis dalam bahasa Manchu. Bahasa lisan hanya dipergunakan oleh para orang usia lanjut di pedalaman timur laut Tiongkok. Dari sekitar 10 juta orang Manchu saat ini, hanya sekitar 100 orang saja yang masih bisa bercakap-cakap dalam bahasa Manchu dan hanya sekitar 20 orang saja yang masih bisa menulis dan membaca aksara Manchu.

Bahasa Manchu termasuk dalam kelompok Tungusic dalam grup lebih besar rumpun bahasa Altaic. Di daerah Xinjiang ada sekitar 10.000 orang yang dikenal sebagai kelompok Sibe atau Xibo yang bahasanya mirip dengan bahasa Manchu.

Dinasti Qing mencapai puncak kejayaannya di bawah 3 kaisar yang berturutan memerintah Kekaisaran Tiongkok pada waktu itu. Dimulai dengan rintisan Kaisar Kangxi, kemudian berlanjut ke Kaisar Yongzheng, dan kemudian Kaisar Qianlong. Secara ilmiah, jejak langkah ke 3 kaisar tercatat lengkap dalam sejarah. Namun demikian, di dalam dunia sastra silat serial, ke 3 kaisar ini juga mencatatkan namanya. (tio)

Kategori :

Terkait

Sabtu 16 Nov 2024 - 22:49 WIB

Manchu dan Bahasa yang Mulai Hilang