CLP Dukung Inisiatif Program Pemberdayaan Ekonomi untuk Masyarakat Rentan TBC

Kamis 18 Dec 2025 - 09:59 WIB
Reporter : Zarkasih
Editor : Swan

CLP Dukung Inisiatif Program Pemberdayaan Ekonomi untuk Masyarakat Rentan TBC

JAKARTA,KORANRADAR, ID– Sebagai bagian dari diseminasi hasil magang Campus Leaders Program (CLP) batch 11, Bakrie Center Foundation (BCF) menyelenggarakan presentasi akhir yang melibatkan seluruh mahasiswa magang, mentor, serta dosen pembimbing program. CLP Batch 11 diikuti oleh 48 mahasiswa yang didampingi 15 mentor serta 3 dosen pembimbing program.

Pada batch ini, Campus Leaders Program diselenggarakan di 3 provinsi, yaitu Lampung bersama mitra Inisiatif Lampung Sehat, Sumatra Selatan bersama mitra Masyarakat Sehat Sriwijaya, dan Jakarta yang bertempat di kantor BCF. 

Pelaksanaan CLP sepanjang tahun 2025 didukung oleh PT Pupuk Indonesia (Persero), sebagai mitra korporasi yang turut mengedukasi SDGs Heroes (sebutan bagi mahasiswa magang CLP) serta para mentor untuk mengimplementasikan pilot program pemberdayaan ekonomi. CLP batch 11 memfokuskan pada program pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat rentan Tuberkulosis (TBC). Mengapa demikian? 

BACA JUGA:14 Tahun Carnaval Holiday Jatuh Bangun, Hendra Oey Komitmen Beri Pelayanan Terbaik

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, Indonesia masih memiliki lebih dari 1 juta kasus TBC, dengan rata-rata kematian per-tahun sebanyak 125.000 jiwa. TBC tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan pada pasiennya, namun juga mempengaruhi permasalahan sosial hingga ekonomi. Minimnya edukasi terkait TBC menyebabkan masih tingginya stigma dan diskriminasi yang dialami oleh pengidapnya salah satunya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Selain itu, efek samping obat-obatan TBC yang dikonsumsi juga menyebabkan melemahnya fisik pengidapnya, sehingga sulit untuk melakukan pekerjaan. 

Berangkat dari latar belakang tersebut, BCF bersama PT Pupuk Indonesia (Persero) mendorong Inisiatif Lampung Sehat (ILS) dan Masyarakat Sehat Sriwijaya (MSS) untuk menginisiasi dan mewujudkan program pemberdayaan ekonomi yang ditujukan untuk pasien, penyintas, maupun kader TBC.

Dalam presentasi akhir CLP batch 11, para peserta magang memaparkan hasil dari kegiatan magang yang dilakukan di masing-masing organisasi. Inisiatif Lampung Sehat (ILS) mempresentasikan laporan pelaksanaan program Resaku (Recycle Sakai Sambayan). Resaku merupakan program daur ulang minyak jelantah dan sampah plastik, yang melibatkan masyarakat di wilayah RT 09 dan Lingkungan III Kelurahan Gunung Sulah. Wilayah tersebut menghadapi masalah serius dalam menangani sampah rumah tangga khususnya minyak jelantah, sampah plastik, juga popok anak sekali pakai. SDGs Hero yang ditempatkan pada 3 divisi yaitu program, partnership, serta media dan komunikasi bersama para mentor di ILS memberikan edukasi serta pendampingan kepada warga RT 09 dan lingkungan III dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Sampah tersebut disulap menjadi lilin, sabun, dan aksesoris yang memiliki nilai ekonomi. 

 

“Ada 3 dampak yang dihasilkan dari program Resaku. Pertama dampak pengetahuan dan keterampilan. Warga jadi tahu bagaimana mengelola limbah dan mengubahnya menjadi lilin dan sabun yang dapat dijual kembali. Kedua, dampak ekonomi yang membuka peluang penghasilan tambahan dari pengelolaan sampah. Ketiga, dampak sosial yaitu meningkatkan kepercayaan diri, memperkuat hubungan dengan perangkat desa, serta tumbuhnya rasa kepemilikan atas program ini untuk dikembangkan,” jelas Putra Andagayaka, SDGs Hero penempatan ILS Divisi Program. 

BACA JUGA:Akhir Tahun Lebih Untung, Astra Motor Sumsel Tawarkan Promo Spesial Motor Honda

Selama berjalan, program Resaku telah menghasilkan 120 sabun dan lilin yang dihasilkan dari 13 liter minyak jelantah. Dalam pelaksanaannya tentu tak terlepas dari tantangan yang dihadapi mulai dari konsistensi warga dalam mengikuti pendampingan program hingga bahan baku. 

 

“Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain keterbatasan bahan baku untuk mendukung produksi rutin serta konsistensi warga dalam menjalankan program. Untuk menghadapi tantangan tersebut, kami memfasilitasi pengadaan bahan dan pelatihan serta berkoordinasi dengan perangkat desa setempat agar kedepannya program ini dapat terus dilanjutkan,” ungkap Dwi Setyorini, mentor Inisiatif Lampung Sehat. 

 

Tags :
Kategori :

Terkait