Prodia Gelar Seminar Dokter Nassional 2025

Jumat 15 Aug 2025 - 23:15 WIB
Reporter : Henny Efendi
Editor : Asif Ardiansyah

PALEMBANG, KORANRADAR.ID – Mendukung pengelolaan penyakit kronis yang dicanangkan oleh Pemerintah, Prodia sebagai penyedia layanan laboratorium klinik terkemuka di Indonesia menggelar Roadshow Seminar Dokter Nasional 2025 di 11 kota besar di Indonesia. 

Mengusung tema "Breaking Barriers, Building Health: The Science of Chronic Disease”, seminar ini bertujuan untuk memberikan wawasan terkini kepada para 

klinisi mengenai manajemen penyakit kronis, seperti obesitas, gangguan ginjal, gangguan jantung, hipertensi serta diabetes mellitus, di The Zuri Hotel Palembang. Sabtu, 9 Agustus 2025.

Data menunjukkan bahwa prevalensi Hipertensi diperkirakan meningkat hingga 29% dari populasi dewasa global pada tahun 2025. Hipertensi sendiri merupakan faktor risiko utama yang berkontribusi pada kerusakan organ vital, seperti otak, jantung, ginjal, retina, pembuluh darah besar (aorta), dan pembuluh darah perifer.

BACA JUGA:Girona dapatkan Axel Witsel

BACA JUGA:Wyndham Opi Hotel Palembang Hadirkan Promo Spesial HUT RI ke-80

Sementara itu, Diabetes Mellitus juga menunjukkan tren peningkatan yang 

mengkhawatirkan. Prevalensi Diabetes di tahun 2024 diperkirakan Indonesia memiliki lebih dari 20 juta penderita Diabetes Mellitus yang menjadikan Indonesia termasuk dalam lima besar dunia dengan jumlah kasus diabetes tertinggi di dunia. 

Penyakit ini sering kali dikaitkan dengan Hipertensi, yang meningkatkan risiko stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal.

“Penyakit kronis merupakan salah satu tantangan terbesar dalam dunia kesehatan saat ini. Oleh karena itu, kami di Prodia berkomitmen untuk memberikan kontribusi dalam meningkatkan pemahaman dokter dan para tenaga medis mengenai pentingnya skrining, deteksi dini, pengelolaan, dan pemantauan penyakit kronis secara holistik,” ujar Matthew Justyn, Routine Product Manager Prodia.

Berdasarkan data WHO, lebih dari 17 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit jantung. 

Faktor gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, pola makan yang tidak seimbang, dan kurangnya aktivitas fisik, menjadi pemicu utama meningkatnya prevalensi penyakit jantung di Indonesia. 

Oleh sebab itu, edukasi kepada tenaga medis dan masyarakat menjadi aspek krusial dalam pencegahan dan penanganan penyakit ini.

BACA JUGA:Emma Raducanu Rekrut Pelatih Lama Nadal

BACA JUGA:Stop Mencatut Nama Klub! Sumsel United Peringatkan Akun Palsu di Media Sosial

Kategori :