RODA KEHIDUPAN : Dulu Miliarder Lalu Bangkrut, Kini Jual Roti di Pinggir Jalan

Kamis 19 Jun 2025 - 14:36 WIB
Reporter : Asif Ardiansyah
Editor : Asif Ardiansyah

KORANRADAR. ID - Dulu miliarder dan dijuluki 'The Phantom' di dunia saham, kini Sirivat Voravetvuthikun harus menjual roti lapis di trotoar Bangkok. 

Krisis 1997 menghancurkan bisnisnya, meninggalkannya dengan utang miliaran. Tapi alih-alih menyerah, ia memilih bangkit dan membangun ulang hidupnya dari nol.

Sirivat Voravetvuthikun merupakan mantan miliarder Thailand yang mendadak jatuh miskin.

Bangkrut Akibat Krisis Keuangan pada 1997Dilansir situs Bangkok Post, awalnya Sirivat Voravetvuthikun adalah pialang saham yang sukses.

Keahliannya dalam memilih saham yang tepat sampai-sampai membuatnya dijuluki "The Phantom".

Selesai dari Universitas Texas di Austin pada 1974, Sirivat menjabat sebagai CEO di perusahaan investasi Asia Securities pada usia 28 tahun. 

Setelah 20 tahunan terjun di dunia saham, ia meraup banyak keuntungan hingga menjadikannya salah satu miliarder Thailand pada awal 1990-an.

BACA JUGA:Geser Taylor Swift, Lucy Go Bos Perusahaan AI Jadi Wanita Terkaya 2025

Namun nasib berkata lain. Tak berselang lama, bisnis investasi Sirivat hancur saat jatuhnya pasar saham Thailand pada 1994. 

Krisis keuangan yang menyebar ke sebagian besar negara Asia pada 1997 menjadi pukulan terakhir bagi bisnisnya, terutama proyek kondominium mewahnya di Taman Nasional Khao Yai.

Keterpurukannya tidak berhenti di situ. Sirivat juga terlilit utang mencapai US$ 30,4 juta atau setara Rp 492 miliar (kurs Rp 16.200).

Ia pun dinyatakan bangkrut pada 2003 dan itu menjadi masa paling sulit bagi dirinya dan keluarga.

BACA JUGA:10 Pejabat Terkaya di Indonesia dengan Harta Triliunan, Ada Pengusaha Palembang Iwan Bomba hingga Raffi Ahmad

"Jadi hidup saya berubah total dari gaya hidup mewah menjadi gaya hidup orang biasa," ujar Sirivat dalam pemberitaan VOA.Sirivat Voravetvuthikun menjual roti lapis (sandwich) di pinggir jalanan Bangkok.

Bangkit dengan Berjualan Roti LapisDengan menumpuknya utang yang ditinggalkan, jelas para kreditur silih berganti mendatangi Sirivat Voravetvuthikun. 

Kategori :