MARTAPURA, KORANRADAR.ID - Setelah Desa Gunung Jati Kecamatan Cempaka yang terkenal sebagai desa penghasil batik di Kabupaten OKU Timur, kini ada lagi Desa penghasil Batik di Bumi Sebiduk Sehaluan, yaitu Desa Karang Manik Kecamatan Belitang II.
Pembuatan batik di desa ini dikelola oleh kelompok kerajinan Sekar Tandjung Batik. Di tempat inilah sejumlah pengrajin batik khas Desa Karang Manik diproduksi dengan berbagai motif yang dikembangkan sendiri oleh Sekar Tandjung Batik.
Ketua Sekar Tandjung Batik Sujarni mengatakan, ia mulai belajar membatik diawal tahun 2021. Sebelumnya ada orang dari Banyuwangi Jawa Timur yang bisa membatik. Selanjutnya sebanyak kurang lebih 16 orang mulai belajar dan memproduksi batik. Dimana pada saat itu belum ada satupun warga yang bisa membatik. ”Lalu saya kembangkan kerajinan membatik setelah belajar dari orang Banyuwangi yang sempet tinggal di sini," ujarnya.
Dikatakan Sujarni, di Sekar Tandjung Batik ini telah membuat motif khas seperti motif Naga Wurung, motif Padi, motif angkinan dan motif kontemporer. Untuk yang sering dipesen oleh masyarakat motif padi, motif angkinan serta motif naga wurung.
"Untuk motif naga wurung ini terinspirasi dari kejadian dulu, dimana dulu masyarakat di Desa Karang Manik ini mayoritas menanam buah naga. Kemudian entah kenapa terjadi gagal panen. Sehingga kami membuat motif dengan nama Naga Wurung," terangnya.
Sementara saat ditanya harga batik yang diproduksi, diakui Sujarni untuk harga per lembar dengan ebar 2,50 meter dari Rp 300 ribu sampai Rp 600 ribu. Dimana yang membedakan adalah dari kesulitan motifnya.
"Karena proses pembuatan untuk satu lembar itu berbeda-beda tergantung motif batiknya. Untuk batik tulis bisa memakan satu minggu bahkan, batik abstrak kotemporer tiga hari. Karena untuk batik tulis ini perlu menggunakan lilin malam untuk proses desain," jelasnya.
Untuk bahan baku sendiri diakui Sujarni seperti kain didatangkan langsung dari Solo. Begitu juga bahan Lilin malam, pewarna, water glass, canting untuk membatik.
Sementara kendala selama membatik menurut Sujarbi pihaknya masih kekurangan modal, sebab seluruh bahan-bahan didatangkan langsung dari Solo. "Tentunya kami sangat berharap bantuan dari pemerintah. Karena Sekar Tandjung Batik ini modal sendiri sehingga tidak dapat menyetok batik. Untuk pemasarannya sendiri kami lakukan secara online," pungkasnya. (awa)